Menggosok gigi atau bersiwak tidak membatalkan puasa, kecuali jika air yang digunakan untuk berkumur atau lainnya ikut tertelan.
Meskipun tidak membatalkan puasa, dalam mazhab Syafii bersiwak atau menggosok gigi setelah tergelincirnya matahari ke arah barat saat berpuasa hingga berbuka hukumnya makruh. Hal ini berdasarkan hadis Rasulullah ﷺ:
وَلَخَلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْكِ
Sungguh bau mulut orang yang berpuasa itu lebih wangi di sisi Allah daripada aroma parfum kasturi (HR. Bukhari no. 7538).
Para ulama merujuk makruhnya hukum menyikat gigi saat berpuasa sebagaimana haramnya menyeka darah orang yang mati syahid di medan perang.
Namun, sebagian ulama mazhab Syafii seperti Imam Nawawi tidak memakruhkan bersiwak saat puasa. Hal ini berdasarkan keumuman hadis tentang anjuran bersiwak setiap akan shalat:
لَوْلاَ أَنْ أَشُقَّ عَلَى أُمَّتِي ـ أَوْ عَلَى النَّاسِ ـ لأَمَرْتُهُمْ بِالسِّوَاكِ مَعَ كُلِّ صَلاَةٍ
Seandainya tidak memberatkan untuk umatku, sungguh aku akan menyuruh mereka bersiwak setiap hendak shalat (HR. Bukhari no. 887).