Sragen- Ujian Al Qur’an di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Kampus Masaran telah usai. Setelah melewati hari-hari yang begitu ‘panas’ itu, baik panas pikiran, panas otak hingga panas badan karena penuh dengan hafalan yang bertumpuk-tumpuk dari materi ujian, serta panas dengan penuh jihad dan pengorbanan, kesungguhan dan kekuatan do’a. Semua itu telah berlalu dengan bermacam suka duka yang ada.
Alhamdulillah, Maka sampailah pada hari yang ditunggu-tunggu, yaitu Liburan Semester plus Ramadhan. Esensi liburan di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam adalah mengganti pekerjaan baik dengan pekerjaan yang lain yang baik pula. Namun, esensi makna berbeda dengan prinsip pondok. Libur atau ar-rohah (arab) menurut adalah terdapat dalam pergantian pekerjaan. Ini merujuk pada prinsip ar-rohah fii tabadulil a’mal (istirahat itu ada pada pergantian pekerjaan). Tentunya prinsip ini mempunyai satu idealism tersendiri, tak seperti halnya konsep holiday barat yang hanya berorientasi pada fun , senang-senang, foya-foya dan materialistis.
Berpegang pada prinsipnya ‘Al Ma’hadu la yanamu abadan’, (pondok tidak akan pernah tidur selamanya), namun saat liburan, seluruh kegiatan yang berkenaan dengan akademik hampir tidak ada. Dan meskipun tidak berada di dalam alam pendidikan pondok, namun tetap diatur di dalam naungan ‘kurikulum pondok’. Dan oleh karena hal itu adalah manhaj pondok, segala sesuatunya harus diatur dan diarahkan, salah satunya melalui pelajaran etiquette (yaitu: pelajaran adat dan sopan santun, dan bagaimana cara mengisi kekosongan selama liburan dengan hal positif).
Kamis (8/4/2021) selepas sholat isya, Pelajaran ettiquette dipimpin dan diarahkan langsung oleh Bapak Pimpinan, KH. Muhammad Adhim. Di dalam taujihatnya, beliau menegaskan beberapa poin penting tentang metode & cara mengisi kekosongan saat Liburan. Diantaranya adalah bagaimana kesopanan dalam berpakaian, adab ketika bepergian atau dalam perjalanan, bagaimana bersikap dalam suatu majlis, sopan santun saat makan bersama, bagaimana tata krama dalam bertamu atau menerima tamu dan peringatan beliau kepada para santri dalam menggunakan teknologi dan media sosial selama liburan.
Bapak Pimpinan juga mengingatkan agar santri-santrinya tetap menjadi ‘orang baik, sopan, berbakti, dan ahli ibadah’. Tidak melupakan ajaran-ajaran dan nilai pesantren serta selalu memprogramkan positif selama liburan nanti, dengan meningkatkan diri, menambah wawasan kelimuwan, dan peningkatan ibadah serta turut bhakti kepada orang tua.
Setelah selesai acara etiket dari bapak pimpinan pondok, acara dilanjutkan dengan bermaaf-maafan dengan seluruh santri dan asatidz. Para santri akan melewati masa liburan semester selama kurang lebih 50 hari. Pondok tidak main-main dalam mengurus hal yang satu ini. Keseriusan pondok ini nampak pada hari-hari menjelang perpulangan. Tiap santri juga diwajibkan untuk mengisi buku laporan tentang kegiatan apa saja yang telah dilakukan semasa liburan. Hal ini adalah dalam rangka pengawalan program dan kurikulum di luar pondok, yaitu kurikulum selama liburan. Ma’assalam fi safarikum jamii’an