Surakarta – Sabtu (2/4) merupakan hari dimulainya ujian tulis gelombang dua santriwati akhir KMI Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Surakarta, setelah melewati Tarbiyah Amaliyah dan Ujian Lisan. Ujian tulis ini merupakan ajang penentu kelulusan bagi mereka. Acara Dimulai dengan pembukaan pada pukul 07.00 WIB yang dibuka oleh bapak Direktur KMI Putri Al Ustadz Suwardi Sechan, M.Pd yang bertempat di halaman pondok. Ujian panjang itu akan berlangsung selama 10 hari dan akan berakhir pada hari Selasa(12/04).
Ujian tulis merupakan ujian tahap terakhir dari rentetan ujian lainnya. Ujian ini menjadi sangat penting karena ia merupakan salah satu –bukan satu-satunya– penentu kelulusan di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam. Karena sebelumnya mereka harus melewati bermacam-macam ujian yang telah berlangsung selama kurang lebih dua bulan. Bahkan sebelum mengikuti ujian ini, enam bulan yang lalu, mereka telah mengikuti ujian tulis gelombang pertama yang dikhususkan untuk pelajaran-pelajaran umum dan beberapa pelajaran berbahasa Arab (tamrin lughah, mahfud, imla dll) yang mereka pelajari sejak kelas satu. Hasil dari ujian tersebut juga menentukan kelulusan. Dan dalam ujian tulis ini tidak ada soal yang memiliki pola multiple choice atau pilihan ganda, semuanya essay.
Setelah mengikuti ujian attarbiyah al-‘amaliyah, seluruh santriwati akhir KMI juga harus merampungkan ujian syafahi (ujian lisan) selama kurang lebih 6 hari yang telah diadakan beberapa minggu yang lalu. Pada ujian tersebut, setiap santriwati diuji secara lisan dalam pelajaran bahasa Arab ( muthala’ah, nahwu, sharf, balaghoh, tarikh adab lughah, mahfudhat), bahasa Inggris (reading, grammar, conversation), fiqh, ushul fiqh, tauhid, tarbiyah, al-Qur’an. Sistem ujiannya pun unik yaitu satu santri dikompetisikan langsung dengan satu santri lainnya’ Yang mana jika salah satu santri tidak bisa menjawab maka pertanyaan itu diberikan kepada “lawannya”. Dan itu berlangsung dari ujian pertama hingga akhir.