Pelajaran dari Pemain Jimbei

Oleh Alvin Mahda 5 KMI

Di pesantren, saya pernah punya seorang teman. Sebut saja namanya Radit. Dia adalah anak yang punya banyak kelemahan dalam pelajaran dan olahraga. Karena itu, dia sering menjadi sasaran keusilan teman-teman. Dia orang yang selalu diejek dan dibully terus menerus. Biasanya dia dibully karena sifatnya yang agak aneh. Pokoknya berbeda dengan orang biasanya.
Salah satu sifat uniknya adalah susah dinasehati. Bahkan para ustadz juga agak kewalahan untuk menasehatinya. Hal itu karena dia biasa mempertanyakan dengan detail berbagai hal yang dikatakan oleh ustadz maupun teman-temannya. Sehingga terkesan suka ngeyel. Padahal jika dia mendapat jawaban yang tepat, dia akan menerima.
Namun di antara berbagai kelemahannya itu, dia memiliki kelebihan, yaitu bermain jimbei, salah satu alat musik hadrah. Tidak banyak yang bisa memainkannya di pesantren, tetapi dia bisa menggunakan alat itu dengan sangat ahli. Jadilah dia menjadi andalan tim hadrah pesantren dalam setiap lomba dan acara-acara penting.
Penggalan cerita di atas mengingatkan saya pada sebuah mahfudzot.
Bunyinya:
“Laa tahtaqir man duunaka, falikulli syai’in maziyyatun.”
Artinya:
“Jangan meremehkan orang selain kamu, karena setiap sesuatu pasti mempunyai kelebihan.”
Jadi teman-teman, mari menghindarkan diri dari menghina dan meremehkan seseorang. Karena boleh jadi, dia sebenarnya lebih baik dari kita. Dan bisa saja kelebihan orang yang kita ejek itu baru terlihat setelah beberapa tahun. Kita bisa malu ketika kita ternyata lebih buruk dari orang yang pernah kita ejek. Selain itu, mengejek orang adalah perbuatan dosa, kecuali orang yang sedang didzalimi.
Wa Allahu a’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *