Narasumber: KH. Mohammad Halim
Biasanya orang selalu menghitung untung-rugi sebelum berbuat sesuatu. Jika suatu amalan diperkirakan mendatangkan keuntungan duniawi yang tinggi, sudah pasti amalan itu akan dilakukan. Sebaliknya, jika suatu amalan diperkirakan mendatangkan kerugian, bakal ditinggalkan. Namun tidak semua orang seperti itu. Orang-orang yang beriman tentu tidak hanya menghitung untung-rugi duniawi, tetapi juga untung-rugi di Akhirat kelak.
Bagi orang yang beriman, suatu amalan layak dikerjakan jika diridhoi oleh Allah SWT. Amalan yang diridhoi Allah pasti akan mendatangkan pahala, baik di dunia maupun di Akhirat. Amalan seperti itu biasa disebut sebagai amal sholih. Yaitu amalan yang sholih/benar lahir maupun batinnya.
Namun kadang, orang-orang yang beriman juga terkena godaan syetan saat hendak mengerjakan amalan sholih. Padahal mereka tahu amalan ini diridhoi oleh Allah SWT. Mereka merasa takut beramal sholih karena khawatir tidak mendapatkan imbalan, terutama imbalan duniawi.
Orang yang beriman harus membuang jauh-jauh pikiran seperti ini. Dia tidak boleh takut berbuat kebaikan. Dia harus yakin, kebaikan yang dia lakukan pasti mendatangkan imbalan. Baik di dunia, maupun di Akhirat.
Berbuat baik pasti ada hasilnya. Hasilnya pun pasti juga baik. Meskipun mungkin kita tidak mengetahui secara pasti hasil dari amal sholih kita. Kita tidak pernah tahu, apakah kesehatan yang kita dapat, anak-anak yang menyedapkan pandangan mata, hati yang selalu lapang, kelezatan dalam beribadah, rezeki yang berkah, dll, merupakan imbalan Allah SWT atas amal sholih yang kita kerjakan.
Pokoknya, kita hanya harus yakin, amal sholih kita tak akan sia-sia. Maka kita harus berkomitmen untuk melakukan kebaikan sebanyak-banyaknya. Allah SWT sudah berjanji, “Maka barang siapa berbuat kebaikan sekecil atom, pasti dia akan melihat balasan pahalanya.”
Salah satu yang menyebabkan kita enggan berbuat baik adalah karena kita khawatir perbuatan itu akan menghambat rizki kita, atau tidak mendatangkan rizki bagi kita. Padahal, rizki itu sudah ada takarannya dari Allah SWT. Kita tidak seharusnya takut kehilangan rizki, karena Allah sudah menjamin rizki kita.
Orang yang beriman seharusnya menggunakan Alquran sebagai pedoman. Dan di dalam Alquran sudah tersebut cara hidup yang benar. Alih-alih mati-matian mengejar kekayaan, seseorang seharusnya fokus memperbaiki ibadahnya. Tidak hanya ibadah ritual, tetapi juga semua amalan sholih.
Di dalam Alquran, tersebut, “Dan perintahkanlah keluargamu untuk menjaga sholat, dan bersabarlah dalam mengamalkannya. Kami tidak meminta rizki padamu, Kamilah yang memberimu rizki.”
Di dalam Alquran, juga disebut, “Dan tidak kuciptakan jin dan manusia kecuali agar mereka beribadah pada-Ku. Dan tidaklah Aku menginginkan rizki dari mereka, dan tidaklah Aku menginginkan mereka memberi-Ku makan.”
Kesimpulannya, orang yang beriman tidak boleh meninggalkan amal sholih karena takut kehilangan rizki. Sebaliknya, dia harus yakin, bahwa amal sholihnya, meskipun mungkin saat ini terasa merugikan, pasti akan mendatangkan rizki dan pahala dari arah yang tak disangka-sangka.
Wa Allahu a’lam
(Ditulis oleh Opik Oman berdasarkan rangkuman tausiah KH. Mohammad Halim.)