Tausiah Kyai Halim: Islam Agama Fitrah

Ditulis oleh Opik Oman berdasarkan tausiah Kyai Mohammad Halim

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, fitrah bisa bermakna sifat asal; kesucian; bakat; dan pembawaan. Artinya, fitrah adalah sifat atau karakter yang sudah ada pada makhluk sejak awal. Keadaan asli yang telah ditetapkan Allah pada semua ciptaan-Nya.

Fitrah bukan sifat yang didapat melalui pengalaman. Fitrah akan terus melekat. Bisa menguat atau melemah, tapi tidak bisa dihilangkan.

Sebagai ciptaan Allah, manusia juga mempunyai fitrah. Semua manusia dikaruniai sifat dan karakter yang akan menjadi bekal dasarnya dalam mengarungi kehidupan.

Sebagaimana hewan, manusia diberi fitrah yang biasa disebut dengan insting. Insting inilah yang membuat bayi bisa langsung menyusu pada sang Ibu begitu lahir. Namun, selain insting hewani tersebut, manusia juga mempunyai fitrah lain, yaitu fitrah manusia. Fitrah yang dimiliki manusia sebagai makhluk yang berakal.

Selama hidup, manusia akan merasa terdorong untuk memenuhi fitrahnya sebagai manusia. Sementara itu, setan akan menggunakan berbagai macam cara agar manusia meninggalkan fitrahnya.

Fitrah manusia inilah yang akan terus menuntun manusia ke arah Islam. Ke arah penyerahan diri kepada Allah. Jika tidak digubris, fitrah akan terus menuntut.

Fitrah manusia yang pertama adalah menggunakan akalnya. Akal ini akan menuntun manusia pada kesimpulan bahwa alam semesta tak mungkin muncul dari ketiadaan. Akal akan menunjukkan pada manusia bahwa harus ada satu Tuhan, pencipta dan pemelihara alam semesta. Tuhan tidak mungkin lebih dari satu, dalam cara dan bentuk apapun.

Fitrah manusia yang kedua adalah menggunakan hatinya. Hati manusia akan menuntut dirinya untuk berserah diri pada Tuhan. Menyembah dan meminta pertolongan pada-Nya. Bahkan orang yang mengaku tak percaya Tuhan pun, dalam keadaan darurat, pasti akan memohon dan berharap akan datangnya keajaiban yang menyelamatkannya dari kebinasaan.

Selanjutnya, hati akan menuntut manusia untuk bersikap adil pada manusia, hewan, dan alam semesta. Hati tidak akan tenang jika melihat kezaliman terjadi.

Fitrah manusia yang ketiga adalah menggunakan jasmaninya. Jasmani akan menuntut digunakan dan dirawat dengan baik. Manusia akan terdorong untuk membersihkan tubuhnya, menghilangkan bau yang mengganggu, merawat rambut, dsb. Tubuh juga tidak akan merasa nyaman jika digunakan untuk mabuk dan konsumsi narkoba.

Ketiga fitrah manusia tersebut mendapatkan wadahnya dalam Islam. Islam disebut sebagai agama fitrah karena agama inilah yang sesuai dengan tuntutan fitrah manusia.

Islam sesuai dengan fitrah akal yang menuntut adanya satu Tuhan. Dalam Islam, dosa paling besar adalah dosa syirik (menyekutukan Allah). Tidak boleh ada yang disembah kecuali Allah.

Islam juga sesuai dengan fitrah hati yang menuntut penghambaan pada Tuhan dan penegakkan keadilan. Dalam Islam, ada aturan-aturan untuk berhubungan dengan Allah dan dengan sesama makhluk. Ada syarat-syariat yang dimaksudkan untuk memelihara penghambaan kepada Tuhan dan penegakkan keadilan.

Islam pun sesuai dengan fitrah jasmani. Ada syariat Islam yang dimaksudkan untuk menjaga jasmani seorang muslim dari kerusakan. Seperti haramnya mengonsumsi alkohol, daging babi, dan darah. Rasulullah SAW juga mengajarkan cara makan, minum, buang air, dsb.

Kesimpulannya, Islam adalah agama yang sempurna. Ia mengatur segala segi hidup seorang manusia. Namun aturan itu tidak memberatkan, bahkan mudah dilaksanakan, karena sesuai dengan fitrah manusia.

Fakta ini bisa menjadi alasan untuk meyakini bahwa Islam adalah agama yang haq. Jikalau Islam tidak berasal dari Allah, tentu akan banyak aturan dan syariat yang memberatkan manusia karena tidak sesuai dengan fitrah.

Wa Allahu a’lam

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *