Tahun ini, 4 Sapi dikurbankan di Ponpes Ta’mirul Islam.

Ta’mirul Islam — Pagi itu, Sabtu 7 Juni 2025, di hari ke-2 Idul Adha, suasana halaman pondok pesantren Ta’mirul Islam putra telah riuh ramai dengan berbagai kesibukan dan lalu Lalang asatidz dan para santri, mempersiapkan penyembelihkan hewan kurban untuk yang kedua kalinya pada hari raya Idul Adha tahun ini.

Pada kesempatan penyembelihan di hari ke-2 Idul Adha ini, ponpes Ta’mirul Islam menyembelih sebanyak 4 ekor sapi. Ke-empat sapi yang disembelih di pondok ini merupakan kurban dari berbagai macam sumber. Sapi pertama merupakan sapi dari iuran asatidz dan ustadzah yang kemudian diatasnamakan 7 orang guru dan karyawan yang dipilih secara bergantian setiap tahunnya. Sapi kedua, merupakan sapi iuran kolektif dari 7 orang wali santri yang turut berkurban di pondok ini. Sapi ketiga ada sumbangan dari alumni, bapak Gangga, yang diatasnamakan sejumlah 7 orang terdiri guru, karyawan dan ketua pengurus organisasi santri ponpes Ta’mirul Islam baik putra dan putri. Sapi terakhir merupakan sapi dari jamaah Basecamp Syadziliyah Ponpes Ta’mirul Islam.

Keempat sapi tersebut disembelih secara bergantian di pagi di hari itu. Dengan arahan dari Kang Pras, jagal professional yang juga merupakan alumni ponpes Ta’mirul Islam, para santri dan asatidz bersama-sama melakukan prosesi penyembelihan sesuai instruksi darinya. Setelah selesai disembelih, sapi-sapi tersebut kemudian diproses hingga siap untuk dibagikan. Alhamdulillah, seluruh proses dari penyembelihan, mengkuliti, pemotongan daging dan tulang, serta pemrosesan kulit, kaki dan kepala kurban, dan pembagian dilakukan oleh santri, asatidz dan karyawan pondok secara bersama-sama. Jelang asar di hari itu, seluruh daging, kulit dan tulang-tulang sapi kurban, telah selesai dibagikan kepada para penerimanya. Keseluruhan kurban pada hari itu dibagikan warga sekitar pondok, baik pondok putra maupun pondok putri, para mudhohi, asatidz dan karyawan pondok serta tentunya tidak lupa dan yang paling utama yakni untuk para santri dan santriwati, baik yang diolah melalui dapur santri putra maupun putri, maupun yang diterima secara langsung oleh para santri untuk diolah dan dimasak secara berkelompok pada malam di hari tersebut.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *