Nasab Kyai Nahar Bag. 1 – Keturunan Dua Sunan

Narasumber: KH. Mohammad Halim

Dikisahkan, Sunan Ampel mempunyai keturunan laki-laki yang menikahi keturunan Sunan Giri. Namanya adalah Kyai Hasan Besari (aslinya Bashori). Seorang ulama dan juru da’wah terkenal yang hidup sekitar tahun 1742 Masehi. Dia mendirikan Pondok Tegalsari di daerah Ponorogo yang dulu sangat masyhur. Pondok itu sebenarnya kampung yang dipadati oleh ribuan santri yang datang menimba ilmu. Pusat pembelajaran para santri ada di Masjid Tegalsari, sementara untuk tidur dan kebutuhan lain, mereka menumpang di rumah-rumah warga.
Ketokohan Kyai Hasan Besari waktu itu sangat kuat. Bahkan Raja Kartasura, Pakubuwana II, meminta bantuan padanya saat terjadi pemberontakan orang-orang Cina. Setelah menjalankan nasehat dari Kyai Hasan Besari, Pakubuwana II mampu menumpas pemberontakan itu. Atas jasanya itu, Kyai Hasan Besari diangkat menjadi keluarga kerajaan sehingga namanya menjadi Kyai Ageng Hasan Besari. Selain itu, daerah Pondok Tegalsari menjadi tanah perdikan yang dibebaskan dari kewajiban membayar pajak.
Pondok Tegalsari tersebut pada akhirnya berangsur-angsur surut untuk kemudian hilang ditelan sejarah setelah wafatnya Kyai Ageng Hasan Besari. Namun anak cucuknya tetap menjalan tugas da’wah menyebarkan Islam. (Pondok Modern Darussalam Gontor adalah pondok yang didirikan oleh cucu-cucu Kyai Ageng Hasan Besari.) Namun nasab beliau hingga ke Sunan Ampel sudah menjadi hal yang di-mafhum-i oleh masyarakat di tempat beliau mengabdikan diri mengajar dan mengamalkan ilmu agama. Atas kualitas tersebut, beliau menjadi tokoh yang sangat dikagumi dan dihormati oleh penduduk sekitar Tegalsari (bahkan jauh setelah kematiannya). Ketokohan beliau begitu meresap hingga hampir tak ada orang yang tak mengenal beliau, bahkan anak kecil sekali pun.
Salah satu keturunan Kyai Ageng Hasan Besari adalah seorang laki-laki yang bernama Muhammad Thohir. Sama dengan kakeknya, Muhammad Thohir juga seorang kyai. Pada suatu hari, dia tertantang untuk menyebarkan da’wah Islam jauh dari kampung halamannya. Dia ingin mendirikan pondok seperti kakeknya. Maka berangkatkah Kyai Muhammad Thohir menempuh jalan yang berliku ke arah barat.
Kyai Muhammad Thohir akhirnya sampai di Solo. Di sana, beliau menemukan sebuah daerah yang belum terurus dan cukup jauh dari Keraton Surakarta Hadiningrat (kemungkinan pada masa kekuasaan Pakubuwana IV). Beliau pun memutuskan untuk tinggal dan mengelola tempat tersebut. Beliau kemudian menamai tempat itu seperti nama Pondok kakeknya, yaitu Tegalsari. Itulah cikal bakal Kampung Tegalsari yang berada di Kelurahan Bumi, Kecamatan Laweyan, Kota Solo.
Tidak jelas bagaimana Kyai Muhammad Thohir mengelola tanah tak terurus itu menjadi sebuah kampung. Apakah beliau, ketika merantau dari Pondok Tegalsari, membawa serta keluarga dan beberapa warga di sana, atau beliau mengajak orang-orang yang tinggal di sekitar daerah itu untuk mendirikan kampung, atau malah kombinasi dari keduanya. Tak ada yang tahu persis. Wa Allahu a’lam. Yang pasti, Kyai Muhammad Thohir asal Pondok Tegalsari, dikenal sebagai pendiri Kampung Tegalsari oleh penduduk kampung tersebut hingga sekarang.
Ketika Kyai Muhammad Thohir telah tinggal di Kampung Tegalsari, beliau dikarunia beberapa keturunan oleh Allah. Salah satunya adalah seorang perempuan, yang ketika dewasa, dinikahkan dengan laki-laki bernama Iskak, seorang penduduk Tegalsari. Perempuan itu kemudian melahirkan seorang putra yang diberi nama sama seperti ayahnya, yaitu Iskak. Namun, ketika dewasa, anak itu mampu beribadah haji sehingga orang-orang memanggilnya dengan sebutan Kaji. Maka nama lengkapnya pun menjadi Kaji Iskak bin Iskak.
Kaji Iskak mempunyai lima anak. Yang bungsu, perempuan bernama Intiyah, menikahi seorang laki-laki asal KarangAgeng Hasan, Klaten, yang bernama Syafi’i. Dari pernikahan itu, lahirlah tiga orang anak. Salah satunya adalah laki-laki yang di kemudian hari mendirikan Pondok Pesantran Ta’mirul Islam. Beliau adalah KH. Naharussurur. Seorang ulama kharismatis dan disegani oleh masyarakat Solo dan sekitarnya, khususnya penduduk Kampung Tegalsari.

2 thoughts on “Nasab Kyai Nahar Bag. 1 – Keturunan Dua Sunan

  1. Afwan ust admin.. Alfaqir punya saran… Mungkin bisa menambahkan sdikit, kayak buat gambar didalamnya kolom kotak² yang nnti silsilah nasabnya nyambung ke sunan ampel.. Dan mungkin kalau bisa menambahkan silsilah sunan ampel ke datuk² nya di atas yang awal tadi, wallahu a’lam bissowab 🙏🏻

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *