Hari ahad tgl. 19 November 2017 menjadi hari tidak terlupakan bagi Pondok Pesantren Ta’mirul Islam. Kabarnya, tokoh nasional Ust. Bachtiar Nasir datang ke pondok tercinta sekaligus silaturahmi beliau kepada KH. Mohammad Halim yang keduanya sama-sama alumni Pondok Modern Gontor Ponorogo.
Kunjungan ust. Bachtiar Nasir yang biasa disapa UBN di Kota Solo untuk agenda mengisi Tabligh Akbar di beberapa tempat di Kota Bengawan dan sekitarnya. Namun demikian, agenda silaturahmi beliau di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam ini dimanfaat sekaligus untuk mengadakan acara sarasehan Alim Ulama se-Solo Raya dan sekitarnya dari berbagai macam ormas Islam. Silaturahmi yang dimulai dengan shalat ashar berjamaah, kemudian dilanjutkan dengan sarasehan para alim ulama. Acara sarasehan ini diinisiatori oleh pengurus MIUMI (Majlis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia) kota Surakarta yang dipimpin oleh Ust. Nur Hadi. Walhasil, banyak ulama, Habaib, tokoh masyarakat, pimpinan pesantren yang mewakili ormas mereka, diantaranya Muhammadiyah, Pagar Nusa NU, MTA, DSKS, Ar-Risalah lain sebagainya. Pondok Pesantren Ta’mirul Islam yang selalu mengedepankan kesatuan dan keharmonisan untuk menjalin ikatan ukhuwah islamiyah sesama umat Islam, membuat banyak para tamu alim ulama tokoh bersedia datang.
Dalam sambutannya, Pimpinan Pondok, KH. Mohammad Halim, menyampaikan, Alhamdulillah, Cita-Cita Pendiri Ponpes Takmirul Islam Solo Tercapai Lewat Pertemuan Ini. Beliau bersyukur dapat menjadi tuan rumah silaturahmi dan temu tokoh Muslim Solo raya. Terlebih, Takmirul Islam menjadi tempat moentum bersejarah lahirnya Revolusi Ummat Islam Surakarta 1911.
“Ini memang cita cita dari pendiri pesantren Ta’mirul Islam KH Naharussurur 1986. Beliau menginginkan santrinya juga pesantrennya mencetak kader ulama dan penerus Rasululah Muhammad berbasis sanad menjadi perekat ummat. Kita meneruskan cita-cita beliau.
Lanjut dia, selama ini silaturahmi tokoh Muslim di Soloraya kerap digelar. Ia berharap momentum ini semakin memperkokoh persatuan ummat. Terlebih, Ta’mirul Islam sering terlibat dalam silaturahmi sebab sepakat dengan perjuangan yang dibangun.
“Saya harap hal ini mendatangkan berkah bagi Solo, bangsa Indonesia dan seluruh alam,” paparnya. KH. Mohammad Halim menginginkan perbedaan pendapat hendaknya menjadi celah untuk bersilaturahmi, bukan berselisih. Hal ini akan membuat antar kelompok saling mengerti dan berlapang dada dalam perbedaan.
Sedangkan dalam tausiahnya, UBN mengatakan “Kita harus bangkitkan peradaban Indonesia sengan ilmu dan adab. Ini semata-mata untuk mengisi ghirah Islam agar tidak dibelokan,” Ia menuturkan, ulama dari berbagai dunia memprediksi Indonesia bakal menjadi kiblat kebangkitan Islam dunia. Hal ini tidak mustahil bila rahmat Allah diturunkan untuk Indonesia.
Menurutnya, perpecahan ummat Islam selama ini disebabkan karena tidak melihat sisi persatuan namun melihat sisi perbedaan dari latarbelakang ormas. Seharusnya, tegas dia, harus bisa melihat dari sisi persatuan yakni sebagai ummat Muhammad yang mengucapkan kalimat syahadat yang sama.
“Mari kita lupakan cara pandang yang lama seperti itu. Jangan melihat saudara se muslim kita berdasarkan klasifikasi kelompok. Kita harus deklarasikan kebersamaan berbagai tokoh ummat Islam di Solo ini bisa dicontoh tokoh-tokoh lainnya,” pungkasnya.
Diakhir acara, Ustadz Bachtiar Nasir, Ketua GNPF Ulama menggagas Resolusi umat Islam Indonesia diawali dari Solo. Resolusi ini mengingatkan pada tahun berdirinya Syarekat Islam (SI) 1911. untuk selanjutnya, Para Tokoh umat dan Ulama berdiri dan saling menggandengkan tangannya. Beberapa jurnalis pun mengabadikan dengan alat perekamnya masing-masing. (asoy)
Resolusi tersebut dibacakan oleh Ustadz Muinudinillah Basri Ma, Ketua Dewan Syariah Kota Surakarta (DSKS) yang juga diikuti oleh seluruh tokoh yang hadir. Berikut ini isi dari resolusi tersebut.
Resolusi Umat Islam Surakarta
بسم الله الرحمن الرحيم
أشهد أن لا إله إلا الله وأشهد أن محمدا عبده ورسوله
Bersama Silaturrahim Tokoh-tokoh Ulama, habaib, asatidzah, aktifis, dan Umat Islam Surakarta yang dihadiri seluruh organisasi dan elemen umat Islam Surakarta, dihadiri MIUMI pada Hari Ahad tanggal 19 November 2017/ 29 Shafar 1439 kami menyatakan:
-
Tokoh dan ulama umat Islam Surakarta bertekad untuk bersatu, bersaudara dan bersama-sama berjuang mewujudkan ummatan waahidah (umat yang satu) di bawah kalimat tauhid dan sunnah Nabi Muhammad Shallallaahu ‘Alaihi wasallam. Segala perbedaan tidak akan memecah belah hati kaum muslimin serta kita bingkai dengan toleransi dan kasih sayang.
-
Menolak dan melawan segala usaha memecah belah persatuan dan persaudaraan kaum muslimin.
-
Bertekad berjuang bersama-sama untuk menegakkan ajaran Islam dengan sunnah Nabi Shallallaahu ‘alaihi wasallam.