Pengarahan Umum Awali Amaliyah Tadris

Sragen- Santri Akhir Kulliyatu-l-Mu’allimin Al-Islamiyah (KMI) Pondok Pesantren Ta’mirul Islam telah memasuki masa-masa Amaliyah Tadris (praktek mengajar) dengan dimulainya pengarahan tentang pelaksanaan Amaliyah Tadris, Senin (24/5) ini. Pengarahan umum yang disampaikan direktur KMI itu menggambarkan dasar-dasar pendidikan dan pengajaran di pondok. Dengan ini, Santri Akhir KMI akan menyadari betapa pentingnya mengajar sebagai bentuk belajar yang paling efektif bagi seorang penuntut ilmu.

Pengarahan yang diadakan di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Kampus Masaran itu dijadwalkan berlangsung selama dua hari, Selasa-Rabu (25-26 Mei 2021), pengarahan disampaikan oleh Bapak direktur KMI Al-Ustadz Taufik Saleh, M.Pd, beliau menyampaikan tentang evaluasi amaliyah tahun lalu sekaligus menyampaikan teknis, tata cara dan teori-teori umum dalam Tarbiyah Amaliyah yang akan dilaksanakan selama 9 hari ke depan, kemudian dilanjutkan dengan post test yang dipimpin langsung oleh bagian Kurikulum KMI.

Pengarahan Oleh Direktur KMI

Pondok pesantren Ta’mirul Islam dengan sistem KMI mencetak guru-guru Islam yang berkompeten, dan salah satu langkah Pondok Pesantren Ta’mirul Islam dalam mewujudkan hal tersebut adalah dengan mengajarkan santri materi Tarbiyah mulai dari kelas 3 hingga 6 KMI, setelah semua materi diajarkan, maka pada jenjang akhir, tibalah saatnya bagi mereka untuk menerapkan semua yang telah dipelajari dari materi Tarbiyah tersebut.

Tarbiyah Amaliyah, merupakan agenda rutinitas tahunan Pondok Pesantren Ta’mirul Islam dan ini wajib diikuti oleh seluruh santri akhir KMI. Setiap santri akhir KMI ditugaskan mengajar pada pelajaran dan kelas yang sudah ditentukan. Kesuksesan santri akhir KMI dalam hal ini bergantung kepada kemampuan mereka masing-masing dalam menentukan thariqah al-tadris (metode pengajaran) yang tepat, menguasai materi, dan membuat persiapan yang matang, selain itu, kemampuan mereka dalam menyampaikan naqd juga menjadi pertimbangan, setelah itu akan diketahui apakah siswa tersebut shalih tadris (layak mengajar) atau ghairu shalih tadris (tidak layak mengajar).

Adapun Santriwati Akhir KMI yang berada di Pondok Pesantren Ta’mirul Islam Putri juga telah melaksanakan pengarahan Amaliyah Tadris perdana berbarengan dengan jadwal kampus Masaran. Sebelumnya, pengarahan umum berkenaan dengan Amaliyah Tadris telah disampaikan oleh Pimpinan Pondok Al-Ustadz K.H. Muhammad Halim, S.H., Senin (24/5) lalu.

Suasana Pengarahan Amaliyah Tadris

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *