Kamis 12 Oktober 2017 KMI Ta’mirul Islam Putra mengadakan kegiatan Outing Class. Kegiatan yang digelar tepat usai Ujian Mid Semester ini bertujuan sebagai sarana pembelajaran santri di luar lingkungan pondok. Sekaligus berguna sebagai media penyegaran bagi mereka setelah 10 hari menjalani ujian. Kegiatan ini diikuti oleh seluruh santri kelas 1 KMI s/d 6 KMI, didampingi oleh sejumlah asatidz.
Dimulai dengan upacara pelepasan di depan Masjid Al Kahfi pada pukul 06.30. Selanjutnya masing-masing rombongan bertolak menuju tempat tujuan yang telah ditentukan. Adapun destinasi tempat yang dituju pada outing class tahun ini yakni: kelas 1 KMI dan 1 Intensif menuju Musium Purbakala Sangiran Sragen; kelas 2 KMI dan 3 Intensif berlatih manasik haji di Kampus Masaran; kelas 3 KMI mengunjungi Pusat Jejamon Tawangmangu Karanganyar; kelas 4 KMI berihlah ke Pantai Drini Yogyakarta; kelas 5 KMI “nyantri kilat” di Ponpes Dakwah Sirajul Mukhlasin Krincing Magelang; dan kelas 6 KMI beriktikaf di masjid Pengging Boyolali.
Di musium purbakala Sangiran, santri kelas 1 KMI & 1 Intensif diajak mempelajari benda-benda purbakala yang di temukan di sekitar wilayah Sangiran. Mereka juga diperkenalkan dengan hewan-hewan purba yang telah punah yang fosilnya ditemukan di sekitar wilayah tersebut. Tak ketinggalan fosil kera purba yang mirip manusia pun juga dijelaskan secara detail oleh para petugas musium yang menemani kunjungan para santri pada kesempatan ini.
Adapun santri kelas 3 KMI mengunjungi wisata herbal Jejamon di Tawangmangu Karanganyar. Di tempat ini mereka diperkenalkan dengan aneka tanaman obat-obatan yang biasa hidup disekitar. Tak ketinggalan petugas yang memandu pada kesempatan ini juga menjelaskan fungsi dan khasiat dari masing-masing tanaman. Usai kunjungan rombongan dibekali dengan sejumlah tanaman herbal sebagai oleh-oleh yang dari Jejamon.
Lain halnya dengan kelas 4 KMI. Pada kesempatan ini mereka diajak berwisata ke propinsi sebelah tepatnya di Pantai Drini, Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Kegiatan yang lebih bersifat rihlah tanazuhiyah ini sekaligus dimaksudkan sebagai penghargaan bagi santri kelas 4 KMI karena tetap melanjutkan pendidikannya di pondok meski telah membawa ijazah Tsanawiyah. Meski demikian, sejumlah santri juga masih menyempatkan diri mengunjung Taman Pintar ketika berkunjung di Malioboro sebelum kembali ke pondok.