Santri Milenial,Menjawab Tantangan Zaman

Surakarta – Alhamdulillah, antusiasme masyarakat terhadap pendidikan pesantren semakin tinggi. Berangkat dari pendidikan agama yang kurang memadai di Sekolah formal. Menjadikan pesantren menjadi tren pilihan untuk pendidikan yang tidak menomorduakan ilmu agama. Semua paham, ilmu agama harus nomor wahid. Agama harus menjadi ilmu yang dikuasai insan generasi agar kelak bisa mengarungi kehidupan dunia ini tanpa salah arah. Seiring perkembangan zaman. Pesantren masa kini pun banyak yang melakukan inovasi. Agar lulusannya bisa eksis dalam kancah kehidupan bermasyarakat. Ilmu agama dan juga ilmu saintek dipelajari. Ada yang fokus pada pengembangan teknologi komputer, pertanian, entrepreneur dan sebagainya.

Mak Santri yang pada umumnya didefinisikan sebagai seseorang yang belajar di pesantren mengenai ilmu agama, tauhid, fiqih, tasawuf, dan akhlak. Namun, definisi itu kini telah mengalami perluasan makna yang mengartikan santri tidak hanya terbatas pada definisi itu. Melainkan santri ialah seorang muslim yang ikut dan patuh terhadap dawuhnya kyai dan memiliki semangat yang sama layakya santri. Di era sekarang ini, juga muncul istilah santri milenial.

Para santri di era milenial kini walaupun sebgain besar pondok pesantren “mengharamkan” gadget dari kehidupan santri saat di pondok. Namun hal itu tidak menjadikan kaum santri gaptek. Pondok hanya ingin fokus agar para santri mendapatkan ilmu agama dengan faham yang sempurna tanpa gangguan-gangguan dari gadget. Saatnya nanti, para santri bisa menggunakan gadget. Dan berselancar di dunia maya sesukanya tentu setalah punya bekal agama yang kuat. Santri dengan sendirinya akan mampu mengerem diri dengan menggunakan gadget dengan cara bijak dan bermanfaat.

Nyatanya kini banyak anak yang rusak gara-gara gadget. Rumah Sakit Jiwa dikabarkan mulai kedatangan pasien dari kalangan anak dan remaja karena gadget/kecanduan game online. Banyak orang tua yang mengeluhkan perilaku anaknya sejak asik dengan gadget. Maka pondok pesantren tentu menjadi lembaga pendidikan yang menarik. Untuk mendukung pendidikan generasi yang berimtak dan beriptek. Sehingga generasi milenial pun adalah generasi santri. Santri milenial, generasi kekinian yang berimtak dan siap bersaing dalam tantangan zaman.

Kami sisipkan sedikit pesan KH. HASAN ABDULLAH SAHAL, Pimpinan Pondok Gontor untuk para orangtua yang melepas putra-putrinya untuk menuntut ilmu.”Kalau mau punya anak bermental kuat, orangtuanya harus lebih kuat, punya anak itu jangan hanya sekedar sholeh tapi juga bermanfaat untuk umat, orangtua harus berjuang lebih ikhlas.. ikhlas.. ikhlas”.Anak-anakmu di pondok pesantren gak akan mati karena kelaparan, gak akan bodoh karena gak ikut les ini dan itu, gak akan terbelakang karena gak pegang “gadget”. Insya Allah anakmu akan dijaga langsung oleh Allah karena sebagaimana janji Allah yang akan menjaga Al-Qur’an.. yakin.. yakin.. dan harus yakin.Lebih baik kamu menangis karena berpisah SEMENTARA dengan anakmu untuk menuntut ilmu agama, daripada kamu nanti “yen wes tuwo nangis karena anak-anakmu lalai urusan akhirat.. kakean mikir ndunyo, rebutan bondo, pamer rupo.. lali surgo..” (kalau sudah tua menangis karena anak-anak kamu lalai terhadap urusan akhirat.. kebanyakan memikirkan urusan dunia, berebut harta, pamer rupa wajah.. lupa surga)“Jadi wali santri itu harus punya 5 sifat dan sikap, yaitu T.I.T.I.P.”

1. TegaHarus tega… harus tega… harus tega… harus percaya kalau di pesantren anakmu itu dididik bukan dibuang. Harus tega, karena pesantren adalah medan pendidikan dan perjuangan…

2. IkhlasHarus ikhlas… harus sadar kalau anakmu itu tidak akan dibiarkan terlantar… harus ikhlas anakmu dididik, dilatih, ditempa, diurus, ditugaskan, disuruh hafalan, dan sebagainya… kalau merasa anakmu dibuat ndak senyaman hidup di rumah… ambil anakmu sekarang juga..!

3. TawakkalSetelah itu serahkan sama Allah. Berdoalah! Karena pesantren bukan tukang sulap, yang bisa merubah begitu saja santri-santrinya… maka berdoalah…

4. IkhtiarDana dan do’a. Ini adalah kewajiban. Amanat.

5. PercayaPercayalah bahwa anak kalian ini dibina, betul-betul DIBINA. Apa yang mereka dapatkan di sini adalah bentuk pembinaan. Jadi kalau melihat anak-anakmu diperlakukan bagaimanapun, percayalah itu adalah bentuk pembinaan. Itu adalah pendidikan.

Jadi, jangan SALAH PAHAM!Jangan SALAH SIKAP!Jangan SALAH PERSEPSI!Mereka itu beribadah dengan menuntut ilmu.Mereka selalu diajarkan untuk mendoakan ibu-bapaknya.Mereka pergi untuk kembali.Bertemulah jarang-jarang agar CINTA makin berkembang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *